Jumat, 27 Maret 2009

3.5G adaLah...
Di Asia, sejarah 3G dimulai di Jepang pada tahun 2001. NTT DoCoMo adalah perusahaan yang memperkenalkan layanan digital mobile phone generasi ketiga pertama ini ke seluruh dunia. Saat itu, teknologi yang digunakan adalah W-CDMA. Perbedaan utama antara 0G hingga 3.5G terletak pada system dan kecepatan transfer datanya. 0G (Zero Generation) menggunakan sistem Push To Talk, Mobile Telephone System (MTS), Improved Mobile Telephone Service (IMTS), dan Advanced Mobile Telephone System (AMTS).

Teknologi 1G (First Generation), mengacu pada ponsel analog yang masih besar dan berat (akibat ukuran baterai-red), Sistemnya pun masih menggunakan circuit switch. Walau begitu, teknologi ini mendorong perkembangan ponsel ke arah desain yang lebih kecil, ringan, murah, dengan ukuran baterai yang lebih kecil.

2G (Second Generation) yang telah menggunakan system The Global System for Mobile Communication (GSM) dan Code Division Multiple Access (CDMA), sudah berbentuk digital tapi masih menggunakan circuit switch berkecepatan 14,4 Kbps. Selangkah lebih maju, teknologi 2.5G (Two and A Half Generation) mengaplikasi sistem General Packet Radio Service (GPRS) dan CDMA 2000-1X yang berbentuk digital, dan sudah menggunakan circuitpacket switch berkecepatan 115/307 Kbps).

3G (Third Generation) menjanjikan peningkatan bandwidth hingga 384 Kbps untuk sebuah perangkat diam/ bergerak pada kecepatan pejalan kaki, 128 Kbps di dalam mobil, dan 2 Mbps pada afixed applications. Teknologi ini dapat bekerja melalui wireless air interface seperti GSM, TDMA dan CDMA.

Teknologi 3.5G mengacu pada HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) yang dapat mengirimkan data dalam kurang lebih 14.4 MB per detik. Teknologi ini memungkinkan browsing Internet melalui ponsel dapat lebih cepat dilakukan daripada melalui PC. Pada kecepatan tertentu, video streaming dan mengunduh file musik MP3 bahkan bisa berjalan lebih cepat melalui ponsel.



TEKNOLOGI 3,5G

Tentu kita sudah mengetahui mengetahui teknologi 3G yang beberapa tahun lalu sudah sangat ramai dibicarakan orang. Mungkin kebanyakan orang awam mengetahui teknologi 3G ini adalah sebatas sebuah ponsel 3G yang memiliki fasilitas video call. Namun pada dasarnya 3G itu adalah sebuah teknologi sedangkan ponsel 3G tersebut hanya sebuah media yang dapat ditumpangi oleh teknologi 3G itu sendiri. Di tahun 2008 sekarang, seolah teknologi 3G mulai pudar ketenarannya karena digantikan oleh teknologi 3.5G.
Teknologi 3.5G ini merupakan teknologi transmisi data pita lebar yang dapat digunakan secara berpindah-pindah (mobile broadband) yang berbasis HSDPA (High-Speed Downlink Package Access). 3.5G adalah teknologi lanjutan dari 3G yang dalam teori memberikan layanan suara, video, maupun akses dengan kecepatan hingga 3.6 Mbps atau sembilan kali lebih cepat dari layanan 3G umumnya.

Content teknologi 3.5G tidak jauh berbeda dengan content 3G yang sudah ditawarkan oleh beberapa operator selular di Indonesia yaitu video call, mobile video, mobile TV, serta video content. Mungkin yang unik adalah fitur multiplayer game nya. Perbedaan antara 3G dengan 3.5G adalah 3.5G lebih tajam gambarnya ketimbang 3G. tidak itu saja, bahkan konsumen juga dapat mengakses internet melalui ponsel tersebut.

Seperti teknologi sebelumnya, teknologi 3.5G juga menggunakan jalur lebar (broadband) yang menyediakan koneksi internet lebih cepat dan sambungan langsung ke jaringan internet internasional maupun lokal. Dengan kecepatan yang dahsyat itu, 3.5G menghantarkan pengalaman multimedia bagi penggunanya. Mulai dari download email, video calling hingga streaming video dapat dilakukan dengan kualitas yang bisa dipastikan jauh lebih baik.

HSDPA (High Speed Downlink Package Access) adalah sebuah protokol telepon genggam dan kadang kala disebut sebagai teknologi 3.5G. teknologi ini dikembangkan dari W-CDMA (Wideband CDMA) sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA 2000. HSDPA memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbite/detik arah turun). HSDPA merupakan evolusi dari standar W-CDMA dan dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer data lima kali lebih tinggi. HSDPA mendefinisikan sebuah saluran W-CDMA yang baru, yaitu high-speed downlink shared channel (HS-DSHC) yang cara operasinya berbeda dengan saluran W-CDMA yang ada sekarang, tetapi hanya digunakan dalam komunikasi arah bawah menuju telepon genggam.

Teknologi 3.5G ini memungkinkan penggunanya untuk mendownload beragam sajian multimedia separti streaming video, streaming musik, mobile TV, online game, cuplikan film, animasi, video klip, berita keuangan, MP3, dan download karaoke dengan kecepatan tinggi. Semuanya dapat dilakukan sambil tetap melakukan video call dengan tanpa mengganggu proses transfer data. Kegunaan lain teknologi 3.5G yang paling sering dimanfaatkan saat ini adalah menjadi internet broadband HSDPA. Dengan teknologi ini kita dapat mengakses data atau internet lebih cepat.

Operator-operator seluler di Indonesia yang sekarang telah menggunakan teknologi ini adalah Telkomsel, Indosat, dan XL. Kebanyakan dari operator tersebut menggunakan teknologi ini lebih difokuskan kepada penyediaan internet broadband 3,5G atau internet broadband yang berkecepatan tinggi. Para operator meyediakan paket internet broadband cepat yang mengacu pada besarnya kuota kemampuan unduh yang akan digunakan oleh pelanggan. Paket-paket yang diberikan oleh ketiga operator ini rata-rata sama yaitu paket 500MB, paket 1GB, Paket 2GB, dan yang lainnya. Yang membedakan antara operator satu dengan yang lainnya biasanya hanya di harga.

Dengan berbekal bandwith hingga 3,6 Mbps, kehadiran HSDPA dari jalur teknologi 3.5G ini meninggalkan pendahulunya yaitu GPRS hingga 3G. GPRS hanya sanggup membawa data hingga 50 Kbps. Penerusnya EDGE yang juga dikenal dengan 2.75G hanya mampu sampai di 150 Kbps. Sedangkan WCDMA alias 3G baru bisa mengusung data secepat 384 Kbps. Teknologi 3.5G mobile internet access menawarkan berbagai keuntungan untuk kalangan bisnis maupun perorangan. Keunggulan utama yaitu dengan kecepatan super tinggi hingga 3,6 Mbps menggunakan teknologi High Speed Downlink Package Access (HSDPA) memperlihatkan bahwa teknologi 3.5G sangat superior dibandingkan dengan teknologi generasi sebelumnya.


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 3.5G di INDONESIA

Dari sisi Penyedia Produk 3.5G
Teknologi komunikasi dengan segala kemajuannya, memang telah menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern yang mobile saat ini. Padatnya kesibukan dan tuntutan kepraktisan yang semakin memburu, produsen terus didorong untuk menciptakan perangkat komunikasi yang canggih dengan kelengkapan berbagai fasilitas unggul dan fitur aplikatif sebagai sarana pendukung aktivitas penggunanya.

Menyadari tuntutan kebutuhan tersebut, beberapa produsen ponsel besar seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, LG dan Motorola telah meluncurkan berbagai seri ponsel terbaik. Tidak hanya yang terdepan dalam penggunaan teknologi tinggi, ponsel-ponsel tersebut juga diklaim mampu memenuhi kebutuhan pengguna akan sebuah ponsel kaya fitur, desain dan penggunaan bahan yang revolusioner dan stylish.

Berbicara tentang keunggulan teknologi, sejak mulai beroperasinya jaringan 3G (generasi ketiga telepon nirkabel) di Indonesia, beberapa vendor telah mengisi pasar dengan ponsel yang memungkinkan penggunanya mengakses teknologi tersebut. Dan saat ini, seiring perkembangan teknologi menuju penggunaan jaringan 3,5G atau yang dikenal dengan teknologi HSDPA (High Speed Download Packet Access), mereka juga telah siap dengan seri-seri ponsel terbaru yang dapat digunakan untuk mengakses teknologi tersebut.

Teknologi HSDPA, pada intinya menawarkan berbagai keunggulan dibanding teknologi sebelumnya. Dengan 3 keunggulan utama, yaitu: kemampuan akses yang lebih dari kecepatan 3G standar UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) sehingga tayangan video call akan tampak lebih halus; delay pada koneksi VoIP lebih kecil; dan akses ke Internet menjadi jauh lebih cepat. Itu semua untuk memberikan kenyamanan dan kepraktisan bagi para penggunanya dalam berkomunikasi.

Dari Sisi Penyedia Layanan 3.5G
Saat ini Indonesia memiliki tiga operator yang bermain pada jaringan HSDPA yaitu Telkomsel, Indosat, dan Excelcomindo Pratama (XL). Persaingan ketiganya cukup ketat.


DAMPAK TEKNOLOGI 3.5G

SISI POSITIF
Kemampuan yang ada pada teknologi 3.5G ini tentunya diharapkan mampu memberikan lebih banyak kemudahan dan efektivitas untuk berbagai sisi kehidupan masyarakat. Dengan adanya teknologi 3.5G, bidang pendidikan juga akan terbantu. Sangat mungkin, buku-buku pelajaran akan bertransformasi bentuk dalam kemasan digital dan didistribusikan lewat content provider.

Dengan kecepatan yang dahsyat itu, teknologi 3.5G menghantarkan pengalaman multimedia bagi penggunanya. Mulai dari download email, video calling, hingga streaming video, dapat dilakukan dengan kualitas yang bisa dipastikan jauh lebih baik. Untuk dunia hiburan, kehadiran 3.5G memungkinkan penggunanya untuk melakukan download file-file audio/video on demand. Karena waktu download semakin singkat, maka harapan masyarakat terhadap layanan yang low cost bisa tercapai tanpa kehilangan kualitas transfer data yang selama ini menjadi satu ‘tantangan’ bagi dunia Internet di Indonesia.

Dengan hadirnya teknologi 3.5G di tengah masyarakat tentu akan banyak berbagi kemudahan yang kita dapatkan. Semakin mudahnya kita dalam mengakses internet merupakan salah satu hal yang paling terasa setelah hadirnya teknologi 3.5G di masyarakat. Masyarakat tidak perlu lagi pergi ke warnet untuk sekedar menikmati akses internet. Pada saat teknologi ini hadir, internet tidak lagi menjadi suatu hal yang eksklusif, namun akan lebih ekonomis karena diakses dapat dijangkau lebih banyak orang.


SISI NEGATIF
Kemunculan teknologi 3.5G menciptakan teknologi yang benar-benar membantu manusia dalam segala hal. Namun, selain berfungsi dalam membantu manusia teknologi 3.5G memiliki dampak sosial yang negatif bagi manusia dan kehidupannya. Semakin lama, kehidupan manusia akan semakin bergantung pada teknologi. Ketergantungan inilah yang akan menimbulkan efek buruk bagi manusia. Apapun yang ingin dilakukan oleh manusia menjadi semakin bergantung pada kecanggihan teknologi terutama dalam hal informasi. Semuanya serba praktis dan cepat.

Karena ketergantungan pada teknologi tersebut nantinya juga menyebabkan berkurangnya interaksi sosial. Segala sesuatu yang bisa dimediasi oleh teknologi 3.5G tidak akan dilakukan lagi di dunia nyata dengan saling berinteraksi. Adanya teknologi 3.5G menyebabkan segala pertemuan atau pembicaraan yang biasanya dilakukan dengan tatap muka di ”darat” berpindah dalam interaksi di dunia maya. Ini merupakan dampak yang negatif bagi manusia sebagai penggunanya. Manusia serasa menjadi makhluk teknologi dibandingkan makhluk sosial.

Sementara itu, dalam lingkungan manusia sendiri pun juga akan tercipta kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial ini dapat terjadi karena tidak semua manusia akan memiliki teknologi 3.5G.. Di antara manusia tersebut masih ada yang memiliki teknologi 2G atau 3G, atau bahkan belum mengenal sama sekali. Dari sinilah kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin terlihat. Mereka yang kaya pasti memiliki teknologi 3.5G sedangkan yang miskin masih berkutat dengan teknologi yang lebih rendah dari 3.5G.

Selain kesenjangan sosial, juga akan muncul budaya konsumtif terhadap teknologi dalam kehidupan manusia. Mereka akan semakin konsumtif dengan ponsel berteknologi 3.5G. Hal ini karena kecanggihan dari fitur-fitur yang diberikan semakin lama akan semakin bertambah. Manusia akan merasa tidak puas dengan teknologi yang ia pakai. Ada gengsi yang dipertaruhkan dalam kehidupan manusia

Dari segi ekonomi, yang terkena dampak negatif adalah pengusaha warnet. Seperti diketahui, teknologi 3.5G memungkinkan para penggunanya untuk akses internet secara cepat. Untuk pengiriman data pun juga dilakukan dengan cepat. Hal inilah yang merugikan warnet.. Mereka pasti kehilangan sebagian besar penghasilannya karena orang-orang lebih memilih berselancar di dunia maya dengan ponsel berteknologi 3.5G daripada harus jauh-jauh menuju warnet. Sehingga, pengusaha warnet pun semakin sedikit.

Selain itu, pornografi pun dapat menyebar secara luas. Dengan Fitur video call, bukan tidak mungkin mereka bakal saling berselingkuh jarak jauh dengan perantara video call, bahkan bias juga menjadi media bisnis “esek-esek” dengan memanfaatkan fasilitas video streaming.

Senin, 02 Maret 2009

Komunikasi Analog dan Digital

Komunikasi Analog dan Digital

Sebelum menjelajahi lebih lanjut tentang keuntungan satu sistim komunikasi terhadap sistim komunikasi yang lain, perlu dilakukan klarifikasi beberapa definisi penting. Sistim komunikasi analog adalah yang mentransmisikan sinyal-sinyal analog–yaitu time signal yang berada pada nilai kontinu pada interval waktu yang terdefinisikan. Jika time signal analog tersebut di-sample, maka yang terjadi adalah urutan bilangan-bilangan (nilai-nilai) yang harus ditransmisikan. Daftar nilai ini masih berupa nilai analog – yang bisa bernilai tak berhingga. Sistim ini belum digital. Kita katakan itu sebagai sistim diskrit terhadap waktu (discrete time) atau sistim ter-sampel (sampled system). Jika nilai-nilai tersampel tersebut dibuat menjadi himpunan diskrit (misalkan integer), maka sistim menjadi digital.

Beberapa sistem merupakan kombinasi hybrid baik digital maupun analog. Seperti saat mata kita menelusuri halaman ini, sistim psikologi kita beroperasi secara analog. Dasar dari sistem digital adalah, jika kita memprogram diri kita untuk mencari beberapa huruf, misalkan alphanumeric atau huruf-huruf Yunani dan symbol-simbol matematika. Selanjutnya, pada level yang lebih tinggi, kita membuka kamus komunikasi, yang berisi sekumpulan 30.000 an kemungkinan huruf. Ada kemungkinan huruf yang akan kita cari ada di dalam kamus tersebut, atau tidak ada. Jika huruf yang kita cari ada di kamus, berarti kita menerima huruf tadi dengan benar, jika tidak ada, berarti kita menerima sesuatu yang salah. Dengan definisi di atas, kita mencoba mencari keuntungan dan kerugian sistim komunikasi digital dibandingkan dengan sistim analog.

Keuntungan Komunikasi Digital :
1. Error hampir selalu dapat dikoreksi.
2. Mudah menampilkan manipulasi sinyal (seperti encryption).
3. Range dinamis yang lebih besar (perbedaan nilai terendah terhadap tertinggi) dapat dimungkinkan.

Kerugian Komunikasi Digital :
1. Biasanya memerlukan bandwidth yang lebih besar.
2. Memerlukan sinkronisasi.

Keuntungan kedua dari sistim komunikasi digital adalah bahwa kita berhubungan dengan nilai-nilai, bukan dengan bentuk gelombang. Nilai-nilai bisa dimanipulasi dengan rangkaian rangkaian logika, atau jika perlu, dengan mikroprosesor. Operasi-operasi matematika yang rumit bisa secara mudah ditampilkan untuk mendapatkan fungsi-fungsi pemrosesan sinyal atau keamanan dalam transmisi sinyal.

Keuntungan ketiga berhubungan dengan range dinamis. Kita dapat mengilustrasikan hubungan ini dalam sebuah contoh. Perekaman disk piringan hitam analog mempunyai masalah terhadap range dinamik yang terbatas. Suara-suara yang sangat keras memerlukan variasi bentuk alur yang ekstrim, dan sulit bagi jarum perekam untuk mengikuti variasi-variasi tersebut. Sementara perekaman secara digital tidak mengalami masalah, karena semua nilai amplitudo-nya, baik yang sangat tinggi maupun yang sangat rendah, ditransmisikan menggunakan urutan sinyal terbatas yang sama.

Namun di dunia ini tidak ada yang ideal, demikian pula halnya dengan sistim komunikasi digital. Kerugian sistim digital dibandingkan dengan sistim analog adalah, bahwa sistim digital memerlukan bandwidth yang besar. Sebagai contoh, sebuah kanal suara tunggal dapat ditransmisikan menggunakan single -sideband AM dengan bandwidth yang kurang dari 5 kHz. Dengan menggunakan sistim digital, untuk mentransmisikan sinyal yang sama, diperlukan bandwidth hingga empat kali dari sistim analog. Kerugian yang lain adalah selalu harus tersedia sinkronisasi. Ini penting bagi sistim untuk mengetahui kapan setiap simbol yang terkirim mulai dan kapan berakhir, dan perlu meyakinkan apakah setiap simbol sudah terkirim dengan benar.